Percaya atau tidak, sukses tidaknya sebuah
klub bisa dilihat dari fasilitas yang dimiliki. Khususnya stadion. Bagi Barcelona,
stadion juga melukiskan rentang historis yang terbagi menjadi tiga lapis. Lapis
pertama tentu saja pada periode awal kala sebagai klub baru, Barcelona sama
sekali tak memiliki kandang.
El Barca sempat jadi “suku nomaden” yang
kerap berpindah domisili pada awal-awal berdiri hingga ankhirnya pada 1908,
Joan Gamper mengambil alih tampuk kepresidenan sebagai upaya untuk
menyelamatkan klub dari kebangkrutan. Gamper pun mematok dua target utama,
mendapat pemasukan yang stabil dan memiliki stadion.
Pada 14 maret 1909, Gamper membawa El Barca
ke kandang baru mereka, Camp de la Industra. Stadion berkapasitas 8.000 itu didapuk
menjadi kandang pertama sekaligus menandai lahirnya kembali FC Barcelona.
Selama berkandang di Camp de la Industra,
Gamper giat mencari member klub. Kerja keras Gamper tak sia-sia. Gamper sukses
merekrut lebih dari 20 ribu member. Dari sumbangan dana member inilah, El Barca
bisa membangun stadion baru, Camp de Le Corts atau biasa disebut Les Corts yang
diresmikan 1922.
Saat diresmikan, Les Corts mampu menampung
20 ribu penonton. Era baru El Barca dimulai. Les Corts mendapat kepercayaan
sebagai arena digelarnya final Copa del Rey pada 13 Mei 1923. Setelah itu,
menyusul laga-laga lain berkelas lokal hingga regional.
Sepanjang sejarah berdirinya, Les Corts punya
banyak kisah manis dan pahit. Kisah pahit adalah saat ditutupnya Les Corts
selama enam bulan oleh diktator Primo de Rivera. Sang diktator murka saat
mendengar penonton yang mencemooh lagu kebangsaan Spanyol , namun memberi
aplaus kepada lagu kebangsaan Inggris. Primo de Rivera punmenuding Gamper
menjadi sosok yang membangkitkan semangat nasionalisme rakyat Catalan. Selain menutup
Les Corts, sang diktator pun mengasingkan Gamper dari tanah Spanyol.
Bagi publik Barcelona, Les Corts adalah
penanda era keemasan pertama mereka. Di sinilah muncul nama-nama besar macam
Paulino Alcantara, Sagibarba, Ricardo Zamora, Josep samitier, Felix Sesumaga,
Franz Platko, Joan Segarra, Luis Suarez, hingga Sandor Kocsis. Di Les Corts, El
Barca menjelma menjadi salah satu klub level atas Spanyol. Les Corts pun terus
berkembang dan berulang kali diperbarui hingga mencapai kapasitas 60 ribu.
Meski terus diperbesar, Les Corts tetap tak
mampu menampung jumlah suporter yang kian bertambah banyak. Apalagi sejak
memutuskan mendatangkan Ladislao Kubala, bintang Hungaria yang disebut sebagai
salah satu pemain terbesar El Barca.
Mau tidak mau, El Barca pun harus membangun
kandang baru. Stadion anyar ini diarsiteki Francecs Mitjans Miro dan Josep
Soteras Mauri yang berkolaborasi dengan Lorenzo Garcia Barbon. Konstruksi awal
pun mulai dibangun pada 28 Maret 1954.
Pembangunan stadion baru ini memakan biaya
288 juta pesetas. Melambung lebih dari 300% dari anggaran semula. Meski begitu,
proses pembangunan stadion baru Blaugrana tak bisa dihentikan. Setelah memakan
waktu lebih dari tiga tahun, pada 24 September 1957 markas baru Blaugrana pun
resmi dibuka.
Nama resmi stadion ini adalah Estadi de FC Barcelona. Nama Camp Nou adalah ungkapan publik Catalan terhadap stadion baru mereka. Namun, lewat pemungutan suara yang dilakukan para member El Barca di musim 2000-2001, diputuskan menjadikan Camp Nou sebagai nama resmi stadion. Dari 29.102 suara yang masuk, 19.861 (68,25%) memilih Camp Nou ketimbang Estadi del FC Barcelona.
Selaras dengan slogan “More than a club”, Camp Nou pun lebih dari sekedar stadion. Segalanya serba kelas satu. Tak heran jika Camp Nou mendapat rating bintang lima dari UEFA. Hanya ada tiga stadion lain di Spanyol yang mendapat rating serupa yaitu Stadion Luis Companys (kandang lama Espanyol), Stadion Olimpic Cartuja Sevilla, dan Vicente Calderon (kandang Atletico Madrid).
Memiliki tinggi maksimum 48 meter dan berkapasitas resmi 99.354, Camp Nou merupakan stadion terbesar di Eropa. Bahkan kapasitas Camp Nou pernah mencapai 120 ribu ketika gelaran Piala Dunia 1982.
Berbagai fasilitas papan atas disuguhkan di
Camp Nou. Selain ruang ganti pemain, ada presidential box, VIP lounge, ruang
pers, studio televisi, pusat kesehatan, museum klub, kantor, hingga taman
kanak-kanak. Camp Nou memang bukan stadion biasa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar